Salah satu upaya penghematan lampu tidak terlepas
pada satu hal yang sangat penting, yaitu menentukan jenis lampunya.
Pilihlah lampu yang paling tepat. satu hal yang perlu kita ketahui, watt
besar tidak berarti lampu tersebut lebih terang, tapi watt besar sudah
pasti berarti biaya pengoperasian (tagihan listrik) lebih mahal ^_^
Untuk memilih lampu, ada beberapa kriteria yang perlu kita ketahui, antara lain :
a. Color temperature (temperature warna)
Untuk memilih lampu, ada beberapa kriteria yang perlu kita ketahui, antara lain :
a. Color temperature (temperature warna)
Merupakan warna cahaya yang diterima ketika melihat
ke sumber cahaya. Temperature warna ini membuat kita seolah-olah
merasakan kehangatan suatu ruangan. Tiap lampu memiliki temperature
warna yang berbeda (dilambangkan dengan Kelvin (K)). Setiap lampu yang
memiliki temperature warna yang sama akan memiliki tampilan warna yang
sama. Semakin tinggi tingkat temeperatur warna suatu lampu, suasana
ruangan yang ditimbulkan akan semakin dingin. Berikut merupakan table
color temperature :
Apa perbedaan tampak objek yang kita lihat di bawah
sumber cahaya yang memiliki temperature warna yang berbeda? Perhatikan
gambar berikut :
Jadi, untuk ruangan yang perlu suasana penuh
kehangatan (kamar, ruang keluarga) gunakan lampu yang termasuk pada
criteria warm. Sedangkan untuk tempat kerja, sebaiknya gunakan lampu
dengan kategori cool.
b. Color rendering (renderasi warna)
b. Color rendering (renderasi warna)
Renderasi warna merupakan efek cahaya pada objek yang ditangkap mata, yang ditimbulkan oleh cahaya (symbol : Ra). Semakin besar renderasi lampu suatu warna, warna objek yang terlihat oleh mata akan semakin mendekati warna aslinya, atau bahkan semakin baik.
Color temperature dan color rendering pada sebuah lampu dapat kita ketahui karena biasanya tertulis pada lampu.
tabel perbandingan renderasi warna dan temperatur warna dari beberapa lampu
c. Lumen output (lumen)
Merupakan jumlah cahaya yang dikeluarkan setiap detiknya oleh sumber cahaya. Biasanya, untuk jenis lampu yang sama, semakin besar watt-nya, semakin tinggi lumen outputnya. Semakin besar lumen output, berarti semakin terang warna yang dihasilkan.
d. Efficacy (lumen/watt)
Merupakan konsumsi listrik untuk dapat mengeluarkan banyaknya cahaya dari lampu. Perbedaan lampu hemat energy dan lampu pijar terletak pada efficacy ini. Lampu hemat energy 5 watt memiliki kuat terang yang sama dengan lampu pijar 25 watt. Berarti, untuk menghasilkan kuat terang yang sama, lampu pijar memiliki daya yang jauh lebih kecil, ini berarti kita menghemat konsumsi daya, yang berarti penghematan listrik.
Merupakan jumlah cahaya yang dikeluarkan setiap detiknya oleh sumber cahaya. Biasanya, untuk jenis lampu yang sama, semakin besar watt-nya, semakin tinggi lumen outputnya. Semakin besar lumen output, berarti semakin terang warna yang dihasilkan.
d. Efficacy (lumen/watt)
Merupakan konsumsi listrik untuk dapat mengeluarkan banyaknya cahaya dari lampu. Perbedaan lampu hemat energy dan lampu pijar terletak pada efficacy ini. Lampu hemat energy 5 watt memiliki kuat terang yang sama dengan lampu pijar 25 watt. Berarti, untuk menghasilkan kuat terang yang sama, lampu pijar memiliki daya yang jauh lebih kecil, ini berarti kita menghemat konsumsi daya, yang berarti penghematan listrik.
e. Life time (hours)
Life time atau umur lampu berpengaruh pada seringnya kita mengganti lampu. Lampu hemat energy biasanya memiliki umur lampu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan lampu pijar.
Berikut merupakan table perbedaan lumen output, efficacy, dan umur dari beberapa jenis lampu :
Life time atau umur lampu berpengaruh pada seringnya kita mengganti lampu. Lampu hemat energy biasanya memiliki umur lampu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan lampu pijar.
Berikut merupakan table perbedaan lumen output, efficacy, dan umur dari beberapa jenis lampu :
Selain itu, lampu hemat energy memiliki bentuk yang
kompak dan sama ukurannya dengan lampu pijar, sehingga dapat dipasang di
semua jenis downlight. Yang membuat lampu hemat energy membutuhkan
energy yang lebih sedikit adalah karena lampu HE memakai ballast
elektronik. Ballast elektronik ini berfungsi sebagai pembatas arus
sehingga energy listrik yang diambil oleh lampu tersaring ballast dan
tidak langsung menuju ke kawat pijar lampu. Hebatnya, teknologi yang ada
pada ballast elektronik mampu memancarkan cahaya yang sama ternagnya
dengan lampu biasa.
Harga lampu hemat energy memang memiliki harga yang lebih mahal disbanding lampu pijar biasa, berkisar antara Rp.17.000 – Rp.100.000, tergantung pada jenis dan ketahanan lampu. Memang pada awalnya memerlukan modal yang lebih besar, namun keuntungan dapat dirasakan dari keawetan dan kebutuhan daya yang lebih rendah untuk satu tingkat ternag yang dihasilkan. Mahal di awal, untung banyak kemudian ^_^
Berikut merupakan simulasi perhitungan lampu hemat energy vs lampu pijar :
(sumber : PT. Osram Indonesia)
Harga lampu hemat energy memang memiliki harga yang lebih mahal disbanding lampu pijar biasa, berkisar antara Rp.17.000 – Rp.100.000, tergantung pada jenis dan ketahanan lampu. Memang pada awalnya memerlukan modal yang lebih besar, namun keuntungan dapat dirasakan dari keawetan dan kebutuhan daya yang lebih rendah untuk satu tingkat ternag yang dihasilkan. Mahal di awal, untung banyak kemudian ^_^
Berikut merupakan simulasi perhitungan lampu hemat energy vs lampu pijar :
(sumber : PT. Osram Indonesia)
Jadi, setelah informasi yang tidak sedikit ini,
semoga kita sudah lebih paham dalam memilih lampu untuk rumah kita.
Apalagi setelah pemilihan lampu yang hemat energy, kita sendiri juga
bisa mengefisiensikan pengoperasian lampu di rumah kita. Waaah.. hemat
sekali!!! Hemat energy, berarti mengantisipasi krisis energy. Untung
buat diri kita, untung juga buat semua orang. Dimulai dari rumah, kan…
^_^
Sumber : http://prestylarasati.wordpress.com/2008/03/30/lampu-hemat-energy-vs-lampu-pijar/
tes komen
BalasHapus